Nabi Nuh as diutus ke tengah-tengah masyarakat yang sedang menyembah berhala. Berhala itu sebenarnya adalah patung-patung buatan mereka sendiri. Mereka menamakan berhala mereka dengan nama orang-prang shaleh yaitu
Nabi Nuh as adalah salah satu rasul ulul ‘azmi dan beliau adalah orang yang cerdas dan sabar. Ia mengajak kaumnya untuk berpikir, ia mengajak kaumnya melihat alam semesta ciptaan Allah swt. Langit dengan bulan, bintang dengan matahari dan bumi dengan kekayaannya yag ada diatas dan di bawahnya berupa hewan, tumbuhan, air yang mengalir dan pergantian siang dan malam. Semua itu menjadi bukti kekuasaan dan keesaan Allah swt.
Nabi Nuh diangkat menjadi rasul ketika berusia 450 tahun dan wafat pada usia 950 tahun. Dengan demikian nabi Nuh berdakwah kepada umatnya selama lima abad atau 500 tahun. Meski demikian pengikut nabi Nuh as hanya berjumlah kurang dari seratus orang.
Setelah dakwah yang disampaikan menemui jalan buntu dan pengikutnya tidak bertambah, maka nabi Nuh mengadukan kaumnya itu kepada Allah swt. Nabi Nuh berdo’a: “ya tuhanku, janganlah engkau biarkan seorang pun diantara orang-orang kafir itu tinggal diatas permukaan bumi. Sesungguhnya jika engkau biarkan mereka tinggal, miscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi berbuat kafir.”
Allah mengabulkan doa nabi Nuh as dengan memberi petunjuk agar nabi Nuh as membuat kapal yang sangat besar. Dengan perahu itu nabi Nuh as dan kaumnya yang beriman akan selamat, sedang kaumnya yang ingkar akan ditenggelamkan dengan banjir yang sangat besar sehingga tak seorang pun dari mereka yang selamat.
Sesuai dengan wahyu Allah swt, nabi Nuh mengajak kaumnya untuk memasuki kapal yang telah selesai dibuatnya. Nabi Nuh juga membawa berbagai pasang binatang dalam kapalnya itu. Setelah pengikutnya yang beriman memasuki kapal, mendung tampak tebal sekali diiringi angin kencang yang mulai berhembusan. Bersamaan dengan turunnya hujan tebal, air dari dalam bumi memancar pula ke permukaan. Rumah-rumah mulai terendam air, angin kencang dan badai menambah kepanikan semua orang.
Kan’an putra nabi Nuh tampak sedang berlari menuju puncak gunung. Nabi Nuh pun memanggilnya, namun dengan sombongnya Kan’an tidak menghiraukan panggilan ayahnya. Ia mengira banjir itu hanya bencana alam biasa yang segera reda. Nabi Nuh dan para pengikutnya itu berlayar selama 40 hari, sesudah itu banjir mereda dan nabi Nuh diperintahkan turun dari kapalnya.
21.32
Atho' el_rahman






