Jakarta, ibukota Indonesia yang sering disebut sebagai kota Metropolitan. Kota yang disebut-sebut memiliki pertumbuhan yang cukup pesat di dunia, kota yang menjadi pusat kegiatan para pebisnis, kotanya para artis dan juga kota yang menjadi pusat pemerintahan. Kota yang sangat dimanjakan oleh fasilitas-fasilitas yang cukup berkelas yang tentu hanya bisa dinikmati oleh orang-orang berkelas pula.
Baru-baru ini media massa Indonesia bahkan sampai luar negeri dihebohkan oleh berita seorang tukang sampah di Jakarta bernama Iman yang setiap harinya harus bergelut dengan kotornya sampah demi menghidupi seorang istri beserta dua anaknya. Kegiatan yang diakukan Iman ini sempat membuat heboh dan rasa prihatin ketika stasiun televisi Inggris BBC2 menayangkannya. Bahkan wartawan BBC London pun sempat menulis artikel berjudul “Toughest Place to be a binman” yang membandingkan bagaimana kerja tukang sampah yang dikenal dengan “binman” di Inggris dengan tukang sampah di Jakarta yang sangat jauh berbeda dilihat dari berbagai segi bahkan keselamatan dan kesehatan. Iman dan teman-teman seprofesinya sadar akan bahaya yang akan ditimbulkan dikarenakan profesi mereka itu. Namun tuntunan hiduplah yang menuntun mereka demi mencari sesuap nasi dan juga mencerdaskan anak-anak mereka (baca: menyekolahkan.). Tempat tinggal yang terkadang terbuat dari susunan kardus-kardus bekas bahkan tidak jarang hanya beralaskan kain tipis yang tentunya jauh dari kata layak (SNI). Panasnya terik matahari serta dinginnya angin malam pun mereka acuhkan, karena mereka hanya tau bahwa “siang untuk kerja”, “malam untuk tidur”, dan “uang untuk makan”. Air sungai yang sejatinya tidak pantas untuk mereka konsumsi mereka gunakan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ibarat 2 sisi mata uang, para pejabat tinggi pemerintah yang diharapkan bisa membantu mengatasi masalah yang dihadapi rakyat miskin justru sibuk dengan urusannya sendiri. Terutama tentang renovasi gedung DPR yang memakan biaya 50 sampai 80 miliar rupiah (kalo buat beli soto dapet berapa mangkok y…..?? hhmmm). Sungguh suatu angka yang sangat fantastis apalagi hanya untuk perbaikan toilet (kalo rapat di toilet aja kali ya..). Para pejabat DPR yang dahulu menggembar-gemborkan dan mengumbar janji-janji palsu kepada masyarakat “pilihlah saya maka biaya sekolah dan biaya kesehatan akan saya gratiskan”, “jangan lupa coblos saya, kalo saya terpilih maka akan saya gratiskan biaya toilet umum dan bisa makan pecel sepuasnya, bla.. bla… bla…” dan itu hanya sedikit dari janji-janji yang dilontarkan oleh mereka. Ada hadits Nabi yang berbunyi: “Rasulullah Saw berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, "Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Syekh Shalih al-Utsaimin Rahimahullah dalam kitab Syarh Riyaadhus Shaalihin menjelaskan tentang hadits ini bahwa Rasulullah saw memanggil “Abdurrahman bin Samurah” dengan namanya dan nama bapaknya agar ia memperhatikan terhadap apa yang akan beliau sampaikan, karena pembahasannya tidaklah mudah. Rasulullah saw mengatakan, “janganlah kamu meminta jabatan” yakni janganlah kamu meminta untuk jadi penguasa. “dan sesungguhnya jika kamu diberikan jabatan tersebut dengan meminta.” Atau engkau mendapatkan jabatanmu karena permintaanmu. “kamu akan diwakilkan dengan permintaan tersebut, dan jika kamu diberikan kepemimpinan tersebut tanpa meminta , maka kamu akan dibantu atas kekuasaan tersebut“ dan yang membantu adalah Allah. Jika kamu diberikan kekuasaan dengan permintaanmu, maka Allah akan mewakilkan kamu dengannya, dan Allah berlepas diri darimu dan kamu akan gagal dalam kepemimpinanmu. Namun, jika kekuasaan itu diberikan kepadamu tanpa permintaan, dan orang-oranglah yang memilihmu dan memintamu, maka Allah akan menolongmu.
Kalau sudah seperi itu, apa tidak sebaiknya kita ganti saja makna DPR yang asalnya Dewan Perwakilan Rakyat menjadi Dewan Penyiksa Rakyat atau Dewan Penindas Rakyat (bagi yang punya usul silahkan kirim ke no ini 0853xxxxxxxx, :D). Dan saya kira itu hanyalah satu dari beribu-ribu aib pejabat pemerintah yang terekspos besar-besaran, belum lagi masalah korupsi dll. Naudzubillah min dzaalik.
“Tidak ada seorang hamba yang diberi tugas oleh Allah untuk memelihara segolongan rakyat, lalu ia tidak melakukan sesuai dengan petunjuk, melainkan ia tidak memperoleh bau surga” (HR. Bukhari).
Dalam Islam seperti dipraktekkan Rasulullah SAW dan Khulafaaur Raasyidin, pemerintah atau pemimpin adalah khadam (pembantu) yang berkhidmat untuk rakyat. Mereka bukan saja tidak mengambil harta rakyat yang diamanahkan, bahkan harta-harta mereka pun dikorbankan untuk kepentingan Negara dan rakyat. Mereka hidup lebih zuhud daripada rakyat bahkan ketika mati tidak meninggalkan kekayaan apa-apa. Beberapa riwayat menjelaskan, Abu Bakar ketika menjadi khalifah pertama, masih membantu memerah susu untuk tetangganya seorang perempuan janda tua, Umar bin Khattab, pengganti Abu Bakar, masih mau membawa daging dengan tangan kiri dan susu di tangan kanannya. Ali bin Abi Thalib pun saat menjadi khalifah tidak segan-segan membeli daging sendiri dan membawanya pulang. Abu Hurairah saat menjadi gubernur di Madinah masih terlihat pula memikul sendiri kayu bakar untuk kebutuhan rumah tangganya.
Patut kita simak nasehat seorang ulama zaman dulu “Salah satu sifat dari pemimpin yang baik adalah bukan pendendam. Ketika telah terpilih, dia tidak memusuhi orang-orang yang tidak memilihnya. Bahkan juga tidak anti terhadap lawannya. Segera setelah pemilihan usai, persaingan pun berubah menjadi persahabatan yang sejati“. Abu Bakar bukan berpesta pora ketika diangkat menjadi khalifah menggantikan Rasulullah SAW. Beliau malah menangis. Padahal selama menjadi pendamping Rasul, beliau adalah tangan kanan terbaik Nabi. Ujar Abu Bakar, “Apa yang harus kujawab menghadapi pertanyaan Allah di hari yang dahsyat nanti?“ Wallahua'lam.
Dikutip dari berbagai sumber, Hadits Web, Maktabah Syamilah dan kitab Riyaadhus Shaalihin.
20.48
Atho' el_rahman

0 komentar:
Posting Komentar
silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.