.quickedit{display:none;}

24 Jun 2011

Saat itu...

Kudambakan hari itu yang penuh senyuman
Ketika kembali bersama teman-teman
Ditempat yang mereka sebut gubuk tua
Namun bagiku itu sebuah istana

Terkagum diriku pada sosok raja di istana itu
Yang selalu haus akan ilmu
Dengan ditemani permaisuri berparas cantik nan ayu
Dan tak lupa sebatang rokok dji sam soe
Yang selalu hadir bersama kopi tanpa susu

Pangerannya yang mengembara ilmu nan jauh
Demi membanggakan sang raja dan permaisuri
Dan juga sebagai bentuk rasa patuh
Serta mengharap ridho illahi

perbincangan malam itu cukup untuk membuatku tau
bagaimana obsesi seorang raja
yang ingin menjadikan istananya
sebagai tempat lahirnya seorang mujahid dan mujahidah
yang kelak akan menegakkan agama ini...
aamiiin ya rabbal 'aalamiiin...

special :
hidup ini terasa indah ketika ditemani sebungkus roti
Lebih nikmat ketika dicelupkan kedalam kopi
Itulah salah satu filosofi
Seorang anak muda bernama dzaki..

15 Jun 2011

Mabruk ataukah mubaarok...??


Bismillahirrahmanirrahim
Mabruk ataukah mubaarok?
  Tidak semua istilah atau ungkapan yang diucapkan oleh sebagian orang Arab benar, tetapi ada ungkapan-ungkapan yang salah penempatan, bahkan saking sering diucapkan, kata-kata tersebut menjadi budaya (membudaya) di masyarakat. Bahkan orang Arab yang menggeluti jurnalistikpun kadang tidak lepas dari kesalahan yang membudaya ini. Hal ini, kalau dalam bahasa Arab disebut sebagai Al-Akhtho' Asy-Syaa' i'ah (kesalahan-kesalahan yang membudaya, menyebar di masyarakat).
  Ana berikan satu contoh, sering kita mendengar kata 'mabruk' saat seseorang mengucapkan selamat kepada orang lain. 'Mabruk' yang diucapkan mereka adalah untuk mendoakan agar apa yang telah berhasil dicapai orang lain diberkahi oleh Allah; jadi 'mabruk' menurut mereka bermakna 'semoga diberkahi oleh Allah swt'. Tetapi sebenarnya apa yang mereka ucapkan tersebut tidak sesuai dengan tatabahasa mereka, dan tidak sesuai dengan redaksional dalam Alquran. Dalam kamus Bahasa Arab baku manapun, tidak ada tertulis 'mabruk' untuk mengungkapkan 'diberkahi, semoga diberkahi', silahkan periksa kamus lisanul arab, bahrul muhith, mukhtarus shihah, munjid atau kamus besar yang lainnya. Bahkan redaksional Alquran menyebutkan kata yang bermakna 'diberkahi' tidak memakai kata 'mabruk', tetapi 'mubaarok'

Itu Bukan Kami

    Setiap lembaga pendidikan pasti memiliki cara yang berbeda dalam mendidik anak didiknya. Ada yang memilih dengan cara yang keras dan tegas atau mungkin dengan lemah lembut namun berkarakter. Setiap lembaga itu pasti akan berusaha dengan keras agar ciri khas atau karakter yang di miliki lembaga tersebut bisa tertanam pada jiwa anak didik mereka. Bukan hanya lembaga pendidikan saja yang bangga jikalau tujuan mereka itu sukses, namun secara pribadi para pengajar pun akan merasa senang dan bangga. Kenapa ?? Karena para pengajar inilah sebetulnya aktor di balik semua ini.

       Baiklah kita ambil contoh kecil saja, pondok pesantren misalnya. Setiap pondok pesantren (disingkat "PonPes") memiliki cara mengajar yang berbeda-beda, ada mungkin yang lebih mengutamakan mahir dalam membaca kitab, atau mengutamakan aqidah saja, atau hanya mengutamakan hukum-hukum (fiqh) islam, bersyukur kalau ada PonPes yang memiliki ke-3 hal tersebut. Bukan hanya cara mengajar, namun cara berfikir pun berbeda-beda.
     Terlepas dari itu semua, para asatidz (pengajar) lah yang memiliki peranan besar (ketika di PonPes) untuk membantu para santri (murid) atau lebih tepatnya mengarahkan menuju hari esok yang lebih baik (lebay.co.cc). Tetapi tetap yang memiliki peranan besar adalah orang tua dan lingkungan. Para asatidz ini akan bangga dan betul-betul akan bangga jikalau santri mereka yang dahulu ingusan telah menjadi alumni dan menjadi orang sukses dengan membawa nama PonPes dan nama asatidz seraya berkata "disinilah aku belajar dan merekalah (asatidz) yang membantu aku menjadi seperti ini". Senyum lebar (ketawa juga boleh) dan sedikit air mata bahagia akan terpancar dari wajah mereka.


Disini Menantimu

Disini ku berdiri
Menantimu seorang diri
Disini ku terdiam
Menunggumu bersama malam kelam

Jiwa ini terasa sepi
Ku ingin rasa itu kembali
Menjalani malam bersama firman_Nya
Melepaskan dahaga akan maghfiroh_Nya

Setiap waktu ku merindu
Berharap kan kembali bertemu
Bukan sekedar asa yang semu
Tapi ku ingin berburu surga_Mu

Ramadhan, ingin ku bersamamu
Jalani setiap detik yang berlalu
Tak ingin ku terpejam di setiap malammu
Meyelam bersama ayat-ayatMu

Kau Kutunggu

Kau yang selalu ku tunggu
Kau yang selalu ku nanti
Acuh sikapku pada detik yang berjalan
Tak peduli malam pun berganti


Maafkanlah aku ya allah
Yang terkadang memaksa dalam doa
Aku hanya ingin bertemu dengannya
Bulan yang lebih indah dari 1000 bulan


Ramadhan, puasa padamu terasa mudah
Ramadhan, tilawah padamu terasa indah
Ramadhan, tak ingin ku berpisah denganmu
Ramadhan, ku ingin bersamamu selalu


Sungguh menyesalnya diri ini
Telah melewatkanmu tanpa arti
Menganggapmu bagai angin lalu
Ya allah, pertemukanlah hambamu ini kembali
Dengan bulan yang penuh ampunan

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger